KUNJUNGAN SEKALIGUS PEMBINAAN KPTA KALTARA DI PA NUNUKAN

Senin, 15 Mei 2023, tepat pukul 12.30 WITA Ketua Pengadilan Tinggi Agama (KPTA) Kaltara (Kalimantan Utara), YM. Dr. H. CHAZIM MAKSALINA, M.H. Bersama rombongan, tiba di Pengadilan Agama Nunukan dalam rangka melakukan kunjungan dan pembinaan pada Pengadilan Agama Nunukan;

Kunjungan yang juga merupakan pengawasan kepada satker di wilayah PTA Kaltara tersebut KPTA Kaltara selain didampingi istri juga didampingi YM. Drs. Ali Wafa, M.H. (Hakim Tinggi PTA Kaltara), Drs. Hasani, S.H. (Panitera PTA KAltara), Paisul Batubara, S.Ag. (Kabag Umum dan Keuangan PTA Kaltara) dan Samsul Bahri, S.H. (Kabag Perencanaan dan Kepegawaian PTA Kaltara);

Sebelum memberikan pembinaan kepada keluarga Pengadilan Agama Nunukan, KPTA dan rombongan ikut menyaksikan Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Sekretaris Pengadilan Agama Nunukan, Pentaedi Surjono, S.H., M.H. oleh Ketua Pengadilan Agama (KPA) Nunukan, Luqman Hariyadi, S.H., di ruang Media Center Pengadilan Agama Nunukan;

Dalam Pembinaannya, KPTA Kaltara memberikan nasehat dan arahan kepada seluruh karyawan Pengadilan Agama Nunukan, dengan menyampaikan 3 Falsafah Jawa, “Jawa itu punya Falsafah banyak sekali, kalau dihitung lebih dari seratus, saya akan menyampaikan 3 saja,” ucap KPTA Kaltara, “Yang pertama, Urip iku Urup, yang berarti ‘hidup itu menyala’, hidup itu menerangi, artinya hidup kit aitu harus memberikan yang terbaik, kepada sekeliling, negara, bawahan dan juga atasan” terang KPTA Kaltara;

Selanjutnya, falsafah yang kedua adalah Nrimo ing pandum, “Nrimo itu artinya menerima, ing pandum, yang dibagi, jadi kita dalam hidup kita harus menerima apa yang telah dibagi oleh Yang Maha Memberikan, jangan cepat-cepat minta pindah, karena dimana saja kita di tempatkan sama saja, harus dapat merasa ‘at home’,” jelas KPTA Kaltara, “jika kita tidak menerima, maka akan merasa tersiksa, maka hati harus qona’ah”;

Fasafal yang ketiga adalah, Neng Ning Nung Nang, Neng dari singkatan “diam”, kalau sudah diam kita Ning, dari kata Wening yang artinya “jernih”, jika ada masalah jangan ribut, kita harus diam terlebih dahulu dengan tujuan memasukkan apa yang terjadi ke dalam pikiran kemudian ke dalam hati kemudian kita dapat merasakan, kemudian kita dapat berfikir jernih, dipilah dipilih mana yang didahulukan dan mana yang dikemudiankan, lalu apa sebabnya terjadi;

“Lalu Nung dari kata Hanung, artinya Lapang dada, lapang jiwa dan lapang hati” lanjut KPTA Kaltara, “sehingga kita dapat mendudukkan orang pada tempatnya. Kalau sudah begitu kita akan mendapatkan ‘Nang’, yang artinya Menang, yaitu kemenangan atau kesuksesan”;

KPTA Kaltara mengakhiri pembinaannya ikut Bersama-sama KPA Nunukan dan seluruh karyawan PA Nunukan mengucapkan yel-yel PA Nunukan “Semangat Perbatasan menembus Keterbatasan” memberikan semangat kepada karyawan PA Nunukan dan meningkatkan kinerja sehingga mencapai predikat WBBM pada kesempatan tahun berikutnya;